Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenang Kembali Pria Sang Pemikul Salib Yesus

Kamis | 24 Mei WIB Last Updated 2018-06-04T00:16:03Z
Ilustrasi | IST
Partukkoan - Samosir

Proses penyaliban Yesus Kristus merupakan sebuah perjalanan yang sangat luar biasa sakitnya. Perjuangan dan pengorbanan Sang Mesias itu menjadi perwujudan rasa sayang dan KasihNya kepada umat manusia.

Bahkan sebelum Yesus mengalami peyaliban, Ia berdoa kepada Bapa, agar dirinya dibebaskan dari "pencobaan" itu. "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. (Lukas 22:42)

Namun dari kisah penyaliban ini, ada hal yang membuat pikiran penulis tertuju pada seseorang, namanya Simon orang Kirene. Pria dengan dua anak itu dipaksa untuk membantu Yesus mengangkat salibNya. Tertulis dalam Markus 5:21 disebutkan, pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

Siapakah orang beruntung itu? Siapakah Simon itu?

Alkitab tidak banyak membicarakan sosok pria ini. Namun ada beberapa ayat yang menyinggung tentang dia dan keluarganya. Diantaranya adalah Kisah Para Rasul 13:1 yang menyebukan, Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.

Simeon dan Simon kemungkinan adalah orang sama. Sehingga bisa jadi Simon sang pemikul salib Yesus adalah seorang guru pengajar.

Kemudian ayat lain yang berkaitan dengan keluarga Simeon yaitu dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma. "Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu," seperti terulis dalam ayat Roma 16:13.

Jika benar bahwa Rufus dalam ayat tersebut anak dari Simon, maka keluarga Simon adalah pengikut Yesus Kristus yang setia. Artinya, sejak kejadian yang dialami Simon sewaktu mengangkat salin Yesus, ada sesuatu ajaib yang membuatnya mengikut Yesus, bahkan keluarganya menjadi terpilih.

Hal itu kemudian dipertegas pada surat Rasul Paulus. Paulus bahkan menyebutkan Ibu Rufus juga merupakan ibunya juga.

Dari kisah ini, penulis menyimpulkan bahwa rencana Allah begitu indah bagi umat manusia, rancanganNya adalah yang terbaik bagi kita. Meski dipaksa memikul Salib Yesus, Sang Pemikul Salib Yesus, Simon memperoleh berkat yang luar biasa. Dirinya menjadi terpilih, termasuk bagi keluarganya.

Biarkan Tuhan bekerja dan memilih kita untuj dipakai bekerja "diladang" Nya. Amin..

Penulis: Marco
close