Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perjalanan Yesus: Lahir, Mati Dan Bangkit

Jumat | 30 Maret WIB Last Updated 2018-03-30T09:04:11Z
Ilustrasi
Partukkoan

Hari paskah bagi umat Nasrani dipercaya sebagai hari Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Hari dimana Yesus menang melawan maut. Umat Kristen atau pengikut Kristus percaya bahwa Yesus Kristus disalibkan, wafat lalu dikuburkan pada hari Jumat yang disebut sebagai Jumat Agung.

Meski Alkitab tidak mencatat tanggal berapa atau hari apa persisnya Yesus disalibkan dan wafat, namun menurut kepercayaan Kristen hari itu adalah hari Jumat. Tentunya hal itu berdasar kepada rincian kitab suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus, dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jumat.

Kaitan dengan kematian Yesus dan kebangkitanNya sangat erat hubungannya dengan ziarah ke makam. Umumnya, Hari Paskah akan digunakan orang kristen untuk berziarah ke kuburan orang-orang yang mereka kasihi.

Pada Jumat Agung, umat Nasrani akan pergi ke Gereja. Di dalam Gereja kemudian melaksanakan acara mengenang kematian Tuhan Yesus Kristus dalam menebus dosa-dosa manusia. Upah dosa adalah maut, dengan cara mengalahkan maut, maka umat manusia akan terselematkan. 

Dalam kristen, hari besar yang paling diingat mungkin adalah Hari Natal, namun sesungguhnya, hari kematian hari wafatnya Isa Almasih juga merupakan salah satu hari yang sangat penting. Sebab disinilah hari pembebasan umat manusia dari dosa-dosa.

Menurut kepercayaan kristen, Kematian itu pun akhirnya dapat dilewati melalui kebangkitan. KebangkitanNya menjadi sebuah fakta yang mesti diimani umat kristen, bahwa maut dapat dikalahkan. Sehingga sejatinya bahwa hal yang paling diingat dalam ke kristenan adalah lahir, mati dan bangkit.

Hari Kebangkitan itu kemudian jatuh pada hari Minggu, dan kemudian dirayakan dengan penuh sukacita. Dengan dasar bahwa belenggu dosa telah dilepaskan. Melalui Yesus Kristus ada "jembatan" komunikasi indah antara umat manusia dengan Allah Bapa di Sorga.

Oleh: Marcopolo Sitanggang
close