Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Korut Ancam Tarik Diri, Korsel Dan AS Jadwalkan Pertemuan

Minggu | 20 Mei WIB Last Updated 2018-06-04T00:16:03Z
Partukkoan - Medan

Pasca Korea Utara mengancam akan menarik diri dari perundingan tingkat tinggi yang rencananya akan berlangsung di Singapura pada Juni 2018 mendatang, membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in melakukan pembicaraan, Minggu.

Pembicaraan kedua presiden itu berlangsung selama 20 menit dan membicarakan tentang ancaman korut tersebut. 

"Kedua pemimpin itu akan bekerjasama untuk keberhasilan penyelenggaraan temu puncak Korut-AS, pada 12 Juni mendatang, termasuk temu puncak Korea Selatan-AS," ucap seorang pejabat Kantor Kepresidenan Korsel, seperti dikutip dari Reuters..

Keduanya dijadwalkan akan bertemu Selasa (20/05/2018) depan di Washington DC, sebelum pertemuan Juni 2018 mendatang.  


Walau pertemuan negara antar Korea April lalu memperlihatkan harapan rekonsiliasi, namun Korut menunjukkan perubahan cepat di akhir-akhir ini.   

Kepala perunding Korut Ri Son-gwon, Kamis (17/5), menyebutkan jika mereka tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Korsel kecuali tuntutan mereka dipenuhi, merujuk pada latihan tempur udara Korsel-AS bernama "Max Thunder".

Latihan di Semenangjung Korea itu dilaksanakan sehari sesudah Korut mengancam akan keluar dari pertemuan puncak dengan AS.

Untuk meredam situasi, jubir Palang Merah Internasional Korut pada hari Sabtu (19/5) meminta Pemerintah Korsel harus mengirim pekerja restoran perempuan Korut kembali ke rumah mereka "tanpa penundaan" untuk menunjukkan kemauan dalam meningkatkan hubungan antar-Korea, tulis kantor berita pusat Korea Utara (KCNA).

12 pekerja restoran Korut dikabarkan datang ke Korsel pada 2016 dari China. Korut kemudian mendesak Korsel agar mengirim mereka kembali dengan mengklaim mereka diculik Korsel, meskipun Korsel telah mengatakan 12 pekerja memutuskan untuk membelot dan ingin bebas atas kemauan mereka sendiri.

Lee Dong-bok, seorang peneliti di "New Asia Research Institution" mengatakan, hal itu dilakukan untuk menekan Korsel agar tetap menjaga momentum dalam pertemuan KTT Korut-AS. (P/ant)

Editor: Dedi
close