Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tentang Isu Rekaman Bagi-Bagi, Menteri Rini: Lihat saja nanti, tunggu saja

Senin | 30 April WIB Last Updated 2018-05-20T12:33:32Z
Menteri BUMN Resmikan Layanan "Eksekutif Heritage RS Pelni" | instagram
Partukkoan - JAKARTA 

Menteri BUMN Rini Soemarno menanggapi singkat isu tentang rekaman pembicaraan yang diduga antara dirinya dengan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir.

Menteri Rini enggan mengomentari isu tersebut lebih jauh. Meski demikian dia memberikan sinyal akan melaporkan penyadap rekaman percakapan antara dirinya dengan Dirut PLN tersebut.

"Lihat saja nanti, tunggu saja," katanya pada saat acara Musrenbangnas di Grand Sahid Jaya, Jakarta, seperti dilansir okezone, Senin (30/4/2018). 

Tentang indikasi adanya keterlibatan kakak kandungnya Ari Soemarno dalam proyek LNG Receiving Terminal dalam rekaman tersebut, Rini juga enggan berkomentar.


Menurutnya, semua orang bebas untuk berpendapat dan menyimpulkan, asalkan tuduhan itu disertai bukti yang kuat. "No comment, enggak apa-apa silahkan saja," katanya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatakan akan mengambil langkah hukum menanggapi beredarnya penggalan percakapan antara Rini dengan Sofyan Basir. Kementerian BUMN menyebut percakapan tersebut sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan, memang benar bahwa Rini dan Sofyan melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina. Namun menurutnya, tidak ada yang namanya bagi-bagi fee terhadap obrolan keduanya.

Sementara itu, Sofyan Basir juga mengonfirmasi percakapannya dengan Rini. Terkait hal ini, Sofyan menegaskan, rekaman tersebut sama sekali tidak membahas bagi-bagi fee

Dia menjelaskan, dirinya dan Rini berdiskusi soal porsi saham PT PLN (Persero) dalam proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal. Yang mana proyek tersebut memiliki kapasitas 500 MMscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Banten. (Pr-01)
close