Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dinas Pariwisata Kota Denpasar Studi Komparatif di Samosir

Minggu | 29 April WIB Last Updated 2018-05-20T12:33:32Z
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ir. M.A. Dezire Mulyani, M.Si | sumber foto: metrobali
Partukkoan - Samosir

Dinas Pariwisata Kota Denpasar, melakukan studi banding sejak tanggal 26 hingga 28 April 2018 lalu. Mereka melakukan studi Komparatif ke Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Studi ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan hambatan yang dialami Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam mewujudkan kelembagaan pariwisata Samosir yang berkelanjutan, khususnya pada Sustainable Tourism Observatory (STO) Samosir.

Dibawa kendali Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ir. M.A. Dezire Mulyani, M.Si studi Komparatif kemudian mengumpulkan berbagai data dan informasi tentang pariwisata di Kabupaten Samosir secara khusus pariwisata Danau Toba. 

Dalam kesempatan itu, tim dari Dinas Pariwisata Kota Denpasar ini juga diundang menyaksikan penyelenggaraaan Festival Gondang Naposo 2018 yang dilaksanakan di Pantai Pasir Putih Tandarabun, Desa Dos Roha Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Ir. M.A. Dezire Mulyani, M.Si, mengaku bahwa Denpasar menganggap penting melakukan studi komparatif ke Kabupaten Samosir. "Studi komparatif bidang pariwisata ini akan dicoba diterapkan di Kota Denpasar. Dan, kunjungan ini sangat memberi manfaat karena bertepatan dengan Festival Gondang Naposo 2018," kata , Dezire Mulyani seperti dilansir metrobali, Minggu (29/4).

Menurut Studi Banding, Berikut Persoalan Pariwisata Yang Dihadapi

Sementara, Dr. Ir I Putu Eka Kencana salah satu Tim STO dari Unud menyebutkan, dari hasil Studi Komparatif Dinas Pariwisata Bali ditemukan beberapa masalah di masyarakat. 

Faktor pariwisata  di Kabupaten Samosir yaitu ketidakmenarikan pariwisata yang berkembang di daerahnya untuk dipilih sebagai sumber mata pencaharian. Menurutnya, masyarakat di Samosir lebih memilih merantau ke luar daerah dibandingkan meningkatkan ketrampilannya di bidang pariwisata yang sedang berkembang.

Disisi lain, penduduknya juga menekuni profesi sebagai petani dan atau pedagang yang secara tradisional merupakan mata pencaharian mereka.

Faktor lainnya, dari sisi kepemilikan sarana pariwisata, meski ada sebagian yang dimiliki oleh masyarakat lokal, akomodasi wisata yang 'berkelas' lebih banyak dimiliki oleh orang luar daerah. Selain itu, belum adanya usaha untuk melibatkan secara aktif pengusaha pariwisata di Kabupaten Samosir untuk membangun kepariwisataan Samosir yang berkualitas.

Source: metrobali.com
Editor: J. Marpaung
close