Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tentang Pemberantasan Korupsi, Djoss Dianggap Lebih Unggul

Jumat | 22 Juni WIB Last Updated 2018-06-26T04:54:47Z
Pasangan Djoss dalam debat ketiga Cagubsu 2018 | net
Partukkoan - Medan

Djarot dianggap punya pengalaman soal pencegahan korupsi dengan berbagai program e-budgeting, e-planning dan sebagainya yang sangat mengedepankan transparansi saat memimpin. 

Demikian dikatakan Guru Besar FISIP Unpad, Prof Dr. H. Obsatar Sinaga, sebagaimana dilansir antara, Jumat (22/06/2018).

"Berbeda dengan Pak Edy yang latar belakangnya adalah prajurit militer, memang punya ketegasan. Tapi itu tidak cukup untuk mencegah korupsi," lanjutnya.

Pengalaman Djarot kata Obsatar ketika menjadi Bupati Blitar maupun menjabat Gubernur DKI Jakarta dapat dijadikan modal besar baginya untuk pencegahan korupsi dalam birokrasi. 

Menurutnya, keuntungan besar juga ada pada pasangan Djoss mengingat Djarot maupun Sihar tidak pernah tersangkut kasus-kasus dugaan korupsi.

“Berbeda dengan pasangan Eramas di mana Musa Rajekshah sempat dipanggil KPK untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan suap anggota DPRD Sumatera Utara dari gubernur saat itu Gatot Pujo Nugroho,” katanya.

Selain program pemberantasan korupsi, kata Obsatar, program pengadaan kartu sehat dan kartu pintar yang selalu disampaikan oleh Djoss merupakan hal yang nyata dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat Sumut saat ini.

“Karena menyangkut penanganan kesehatan dan juga pendidikan. Teknis penggunaannya juga sudah jelas," tambahnya.

Meski demikian, dalam debat beberapa waktu lalu, menurutnya kedua pasangan belum memperlihatkan apa yang mau mereka perbuat secara spesifik kepada masyarakat.

"Mereka hanya memaparkan hal yang umum yang menurut saya masih hanya pada tataran kebijakan saja. Belum pada aksi langsung yang berhubungan dengan masyarakat," ujarnya.

Dari debat tersebut, menurut Obsatar, masyarakat Sumatera Utara seharusnya sudah lebih mudah untuk menentukan program siapa yang mereka butuhkan saat ini. 

"Ya kita sekarang tinggal melihat kecerdasan masyarakat Sumatera Utara dalam menentukan apa yang mereka butuhkan. Kalau berpikir jernih maka sudah bisa dilihat program mana yang memberikan pengaruh langsung kepada kehidupan mereka,” pungkasnya. (ant/p)

close