Siswa siswi belajar di alam bebas | foto: SN |
Partukkoan - Salaon
Kalangan muda di Kabupaten Samosir menggagas pembentukan Sekolah Alam Anak Pangir Poroan Salaon di Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir.
"Kami para pemuda merupakan sukarelawan yang berupaya mengedukasi anak anak," ucap Lifzen Sitanggang seperti dilansir SAMOSIRNews, Selasa (12/6/2018).
Selain dia, sukarelawan lainnya yang turut berkontribusi yakni Romantika Simbolon, Rini W Sitanggang, Ambolas Sitanggang, Veronika Pakpahan, Jornong Sinaga, Swandi Samosir, Tenggen Sitanggang (Sopo Dolok Sion Salaon Dolok), Theodorus Sitanggang dan Floren Sipangkar. Mereka awalnya termotivasi menumbuhkan kesadaran dini bagi anak anak betapa pentingnya "kebersihan".
"Kita terinspirasi melihat banyaknya sampah di lingkungan sekitar, khusus di Pea Porohan (danau kecil di Salaon; red)," kata Lifzen.
Menurutnya, di kala musim kemarau, Pea Porohan banyak didatangi warga. Mereka datang untuk mencuci pakaian, memandikan kerbau atau melakukan kebutuhan lainnya.
Namun, seringkali hanya menikmati airnya tanpa menyadari kebersihan yang disebabkan plastik, deterjen dan sampah lainnya akan menjadi gundukan di dalam air mengakibatkan merusak ekosistem Pea Porohan.
Atas dasar itulah, para sukarelawan muda Samosir mendirikan Sekolah Alam, yang mengedukasi anak anak 35 - 50 orang setiap pertemuan.
"Saat ini banyak kemajuan, setelah anak anak teredukasi akan perlunya kebersihan, warga sekitar juga secara spontan sadar dan saling mendukung," katanya.
Lebih lanjut kata dia, seiring waktu sekolah alam itu akan berkembang dengan edukasi para relawan belajar ilmu pengetahuan lainnya di alam terbuka.
"Harapan kita, anak anak di Sekolah Alam akan menjadi pioner di rumah, sekolah dan lingkungannya, bukan saja menyangkut kebersihan, namun juga tentang etika, budaya dan agama.
" kata dia.
Sekolah Alam anak anak ini didukung oleh Adi Tasha Sekolah Hijau di Medan yang telah menyumbangkan bibit jambu kristal. Kemudian donasi buku dari Saria Sihotang (Sopo Dolok Sion), Lisdewati Simbolon juga akan mendonasikan meja belajar mini.
Di era milenium saat ini, masih ada kalangan muda yang begitu peduli dengan lingkungan. Dengan cara mengedukasi anak anak sejak dini, agar kelak menjadi manusia yang mampu "berbuat" bagi bangsa dan negara.
Sumber: Samosir News