Partukkoan - Samosir
Penyebab oleng hingga tenggelamnya Kapal kayu pengangkut penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba dikarenakan kelebihan kapasitas, angin kencang dan human error.
"Kapal kelebihan penumpang, akibatnya tali kemudi lepas, angin kencang dan ombak, kapal oleng," kata Mahler Tamba, Senin (18/6/2018).
Dikatakannya, ada 39 orang hilang yang belum diketahui identitasnya. Sementara 18 orang selamat dan sudah diketahui identitasnya, serta satu orang meninggal dunia.
Beberapa korban yang selamat dirawat di rumah sakit yang ada di RSU Dr Hadrianus Sinaga, Pangururuan, Kabupaten Samosir. Selain itu korban lainnya dirawat di Puskesmas Simarmata dan Puskesmas Tigaras di Kabupaten Simalungun.
Baca juga: Ini Daftar korban Penumpang Kapal Tenggelam di Danau Toba Yang Dirawat di RSU Hadrianus Sinaga
Baca juga: Ini Daftar korban Penumpang Kapal Tenggelam di Danau Toba Yang Dirawat di RSU Hadrianus Sinaga
Tiga penumpang pertama yang dikabarkan selamat diantaranya Hernando Lingga (24) warga Dusun I Pardamean, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Rahman Syahputra (22) warga Dusun IV Desa Sukaraja, Kecamatan Airputih, Kabupaten Batubara, dan Santika (20) yang sedang dalam keadaan hamil.
Santika dikabarkan masih trauma atas kejadian itu, lantaran suaminya masih belum ditemukan.
Penumpang yang selamat Hernando menyebutkan, kapal yang mereka tumpangi sudah mengarungi danau sekitar 30 menit dari Simanindo menuju Tigaras. Namun kemudian kapal oleng, dan di bawah kapal bocor hingga membuat air masuk. "Saat itu memang angin kencang," katanya.
Sementara Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan kapal berisi penumpang berangkat dari Pelabuhan Simanindo menuju Tigaras-Parapat di Kabupaten Simalungun.
Editor: J. Marpaung