Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wartawan Senior Dan Juga Pengkritis Ini Tewas Ditembak

Rabu | 30 Mei WIB Last Updated 2018-05-30T03:26:19Z
Arkady Babchenko ditembak tiga kali dari belakang saat ia meninggalkan apartemennya untuk membeli roti (AP Photo/Alexander Baroshin)
Partukkoan

Arkady Babchenko, seorang wartawan senior Rusia tewas tertembak Kiev. Pria yang suka mengkritis ini tertembak dibagian belakang sebanyak tiga kali saat ia meninggalkan apartemennya untuk membeli roti. 

Kabar tersebut disampaikan pejabat Ukraina pada Selasa malam waktu setempat. Seperti dilansir The Guardian, Rabu (30/5/2018), petugas mengatakan, pembunuhan Babchenko kemungkinan terkait dengan laporannya.

Babchenko ditemukan dalam kondisi bersimbah darah oleh istrinya. "Pria itu tewas di ambulans yang membawanya ke rumah sakit," kata seorang pejabat pemerintah Ukraina.

Pembunuhan tersebut diduga telah direncanakan. Pelaku penembakan disebut sudah menunggu Babchenko di luar apartemennya.

Kepala kepolisian Ukraina menyebut, ada dua motif terkait pembunuhan Babchenko yang tengah disekidiki saat ini, yaitu "pekerjaan profesional dan posisi sipilnya". Polisi telah merilis sketsa tersangka, seorang pria berjanggut dengan topi bisbol.

Beberapa tahun terakhir, Babchenko dikabarkan sangat kritis terhadap pemerintah Rusia. Ia mengkritik pencaplokan Negeri Beruang Merah atas Crimea dan dukungan Kremlin atas kelompok separatis di tenggara Ukraina.

Babchenko meninggalkan Rusia pada Februari 2017, ia menulis bahwa Rusia adalah "sebuah negara di mana saya tidak lagi merasa aman".

Pembunuhan Babchenko merupakan insiden kematian seorang pembangkang profil tinggi di Kiev, sebuah kota yang telah menjadi tempat perlindungan bagi sejumlah kritikus Moskow yang paling keras. Ini juga menambah panjang daftar pembunuhan yang ditargetkan, namun belum terpecahkan selama bertahun-tahun.

Tahun 2016 lalu, seorang wartawan investigasi Pavel Sherement tewas terbunuh dalam sebuah bom mobil di luar apartemennya. Sejumlah jurnalis mengklaim bahwa badan intelijen Ukraina telah berupaya untuk melumpuhkan penyelidikan.

Peristiwa Pembunuhan Babchenko ini mendapat reaksi cepat dari pihak internasional. Harlem Désir, perwakilan kebebasan media di Organisation for Security and Cooperation di Eropa mengatakan, ia mengaku miris dengan kematian Babcheko. "Saya minta pihak berwenang Ukraina untuk melakukan penyelidikan langsung dan penuh, twit Désir.

Sementara Pejabat Ukraina dan Rusia saling tuding atas kematian Babchenko. Anton Gerashchenko, seorang anggota parlemen Ukraina dan juga penasihat menteri dalam negeri melalui Facebook mengatakan, bahwa penyelidik akan berusaha menggali upaya "agen mata-mata Rusia untuk menyingkirkan mereka yang mencoba menyampaikan kebenaran tentang apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina".

Anggota parlemen Rusia Yevgeny Revenko dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita RIA Novisti mengatakan "Ukraina menjadi negara paling berbahaya bagi para wartawan". "Pemerintah Ukraina tidak dapat menjamin kebebasan dasar" Ia menambahkan.

Sebelumnya Babchenko bertugas sebagai prajurit dalam Perang Chechnya I dan Perang Chechnya II, kemudian akhirnya ia menuangkan pengalamannya dalam sebuah memoar terkenal, One Soldier's War. Babchenko melayani sebagai koresponden perang selama lebih dari satu dekade, ia menulis tentang perang di Georgia dan Ukraina tenggara.

Pria berusia 41 tahun itu melarikan diri dari Rusia pada 2017 setelah mengunggah opini berlawanan di Facebook terkait dengan insiden kematian kelompok paduan suara militer dan sejumlah penumpang lainnya dalam kecelakaan pesawat Rusia. Burung besi itu jatuh dalam perjalanan ke Suriah.

Sejak saat itu, Babchenko menerima ancaman bahkan alamat rumahnya dipublikasikan. Beberapa orang menyerukan agar kewarganegaraan Rusia-nya dicabut.

Babchenko pada awalnya pindah ke Republik Ceko, kemudian ia pergi ke Israel, sebelum akhirnya menetap di Kiev di mana ia bekerja untuk ATR. "Semua elemen mesin propaganda terlibat," tulisnya di The Guadian tahun lalu, menyebut pengalaman (teror) itu "sangat pribadi, begitu menakutkan, sehingga saya terpaksa melarikan diri".

Sebelum Babchenko, sejumlah kritikus Rusia juga tewas di Kiev dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai seorang jurnalis, Babchenko dinilai mempertaruhkan posisinya sebagai penentang perang. 

Memoarnya adalah kebalikan dari kejayaan, menggambarkan kehidupan sehari-hari kehidupan seorang prajurit yang berbahaya di garis depan konflik Chechnya. Ketika ditanya apa yang ingin ia sampaikan dalam memoarnya, ia mengatakan, "Saya ada. Saya terlibat dalam perang ini. Dan inilah yang saya lihat".

Menjelang kematiannya, Babchenko sempat menulis tentang sebuah insiden di mana seorang jenderal Ukraina menolak memberikannya izin untuk bepergian dengan helikopter selama awal perang pada 2014. Helikopter tersebut kemudian ditembak jatuh. "Empat belas orang tewas. Saya beruntung. Itu menjadi hari lahir kedua saya". (Lp6)

Editor: Marco
close